12 Februari 2015

Aku, Pinisi dan Senja

          
           Kisah ini bermula dari seorang anak yang pulang dari perantauan, pulang dari perantauan yang jauh di seberang tanah asal nya. Saat dia kembali menginjakan kaki di tanah asal nya seakan memori yang pernah ada di atas tanah ini kembali muncul dalam pikiran nya." hhmm, sudah lama aku
meninggalkan tanah ini" kalimat itu yang pertama kali muncul dari mulut laki laki paruh baya bernama Fadli.

             Laki-laki itu pun menuju rumah orang tua nya, rumah masa kecil dimana semua memori ini berawal. "Pak Bu aku pulang" ucap fadli dengan wajah penuh kerinduan ingin bertemu kedua orang tua saat sampai di depan pintu rumah orang tua nya, "Iya sebentar " terdengar suara wanita tua menjawab dari dalam, saat pintu terbuka "fadli?"  seketika fadli pun memeluk ibu nya yang sudah tua itu dengan penuh kerinduan dan sedikit tetesan air mata, tak lama setelah itu fadli bertanya "Bu,bapak mana?" , ibu fadli tidak menjawab namun hanya berusaha menahan air mata , perasaan fadli mulai tidak enak "ibu kenapa? bapak dimana bu?" tanya fadli dengan sedikit memaksa, "bapak mu sudah pergi, bapak mu pergi saat kamu tengah berlayar, ibu tidak harus kirim surat kemana" jawab ibu nya dengan nada kesedihan dan kata kata itu seakan menghancurkan kebahagian yang tengah dia rasakan fadli, fadli pun berusaha tegar dan memeluk ibu nya kembali.

---###---

               Seminggu Sudah Fadli tinggal bersama ibu nya , namun ibu nya mulai terlihat sakit dan lemas , fadli pun merawat ibu nya dengan penuh perhatian,dia menyesal karena tidak bisa merawat bapak nya disaat saat terakhir dan pun dia berjanji kepada ibu nya "bu aku janji akan merawat ibu sampai ibu sehat" ucap fadli yang sedang duduk disamping ibu nya yang tengah terbaring tak berdaya di tempat tidur nya , namun tuhan berkata lain , ibu fadli  meninggal beberapa hari setelah itu.

               ya kini hanya fadli seorang yang tinggal di rumah tua yang mulai tak terawat itu, teringat akan masa kecilnya membuat fadli berkeliling rumah untuk mencari kenangan yang tersimpan di setiap sudut rumah nya, termasuk halaman rumah nya di sore itu. "Fadlii!" Terdengar suara wanita muda memanggil nama nya , Fadli menoleh dan wanita itu berkata, "kamu fadli kan?" "iiya" jawab fadli dengan sedikit bingung sambil mengingat siapa wanita ini , "kamu lupa ya? aku laura"  , "laura?oh ya aku ingat" laura ternyata salah satu teman masa kecil fadli , "kamu apa kabar ra? aku sudah beberapa minggu disini tapi kenapa aku baru lihat kamu sekarang? " tanya fadli "aku sekarang tinggal di kota,aku hanya kembali ke desa saat libur kuliah, kau sendiri bagaimana di jakarta?" jawab laura sekaligus bertanya pada Fadli "hhmm entahlah, aku pergi meninggalkan pekerjaan ku dan kembali kesini untuk bertemu kedua orang tua ku,tapi aku hanya sempat bertemu dengan ibu ku, itu pun hanya sebentar" jawab fadli dengan sedikit sedih sambil menundukan kepala nya "aku minta kalau pertanyaan ku menyinggung perasaan mu" tambah laura dengan sedikit penyesalan "haha iya gapapa" " oiya jika kamu ada waktu mainlah ke rumah ku ,akan ku buatkan makanan kesukaan mu" ajak laura dengan senyuman "boleh , besok malam  aku kerumah mu ya"jawab fadli "iya , aku pulang dulu ya" pamit laura dengan senyuman

---###---

                Hubungan Fadli dan Laura sudah semakin dekat sejak sore itu , mereka sering melakukan banyak hal bersama , fadli berkata dalam hati "mungkin dia salah satu alasan ku kembali" ya mungkin sudah muncul perasaan yang berbeda di hati fadli bukan lagi sekedar teman masa kecil , namun lain dengan laura dia mungkin hanya menganggap semua ini untuk mengenang masa kecil nya bersama fadli.

                 Di pagi hari saat fadli sedang menuju rumah laura dia melihat keramaian di rumah laura , dia pun mempercepat langkah nya untuk mengetahui ada apa di rumah laura, namun apa daya fadli saat mengetahui tengah datang laki laki dari kota dengan niat melamar laura , "mau kah kau menikah dengan ku?" terdengar suara laki laki itu bertanya kepada laura yang ternyata merupakan pacar laura di kota, semua orang terdiam menunggu jawaban laura , "Jangan terima dia" harap fadli yang tak berani dia sampaikan. "iya" jawab laura dengan senyum malu , seketika hawa kegembiraan di rumah itu pun muncul terkecuali fadli , fadli pun pergi meninggalkan rumah laura tanpa laura tau bahwa dia telah datang dan pergi.

                  Fadli kembali menuju rumah orang tua nya mengambil motor tua peninggalan bapak nya menuju pantai yang tak jauh dari desa nya, sesampai nya di pantai matahari ternyata juga sudah ingin pergi meninggalkan nya , fadli duduk di pinggir pantai "apakah aku salah kembali ketanah ini? aku kembali hanya untuk di tinggalkan orang orang yang kusayangi" pikir fadli dalam hati nya , dia terdiam dan melihat kearah lautan melihat matahari yang sebentar lagi akan tenggelam dibalik sebuah kapal pinisi "kau pun akan meninggalkan ku " ucap fadli seakan berkata pada matahari " ya pergilah semua,semua nya meninggalkan ku" mungkin itulah luapan emosi fadli yang di sampaikan pada alam, namun entah mengapa matahari seakan tidak kunjung tenggelam dan pinisi masih ada di depan nya , fadli pun menyadari sesuatu "Sekarang hanya ada Aku,Pinisi dan Senja"

0 komentar:

Posting Komentar

gue saranin lu komentar pake akun google biar labih asik aja , tapi sekali nya pake anon bicara yang sopan , thanks for visiting atau kalau ga ngerti terima kasih telah berkunjung